Cara Memahami Candlestick, Entry, dan Momentum dalam Trading
Dalam dunia trading, memahami candlestick bukan hanya soal melihat warna merah dan hijau di chart. Ada mekanisme di balik setiap candle yang bisa memberi petunjuk kuat tentang pergerakan harga selanjutnya. Artikel ini akan membahas bagaimana cara membaca candlestick dengan benar, memahami momentum, dan menentukan entry yang tepat.
Jenis-Jenis Chart dan Time Frame
Sebelum memahami candlestick lebih dalam, penting untuk mengenal jenis-jenis chart yang umum digunakan trader:
- Bar Chart – Menampilkan harga dalam bentuk batang vertikal.
- Line Chart – Menunjukkan pergerakan harga dalam bentuk garis sederhana.
- Candlestick Chart – Menampilkan harga dengan lebih detail melalui body dan ekor (shadow).
Candlestick chart menjadi pilihan favorit trader karena memberikan gambaran jelas tentang pergerakan harga. Setiap candle mewakili satu periode waktu tertentu, yang disebut time frame. Misalnya:
- Daily (D1): Satu candle mewakili satu hari penuh.
- 4 Hour (H4): Satu candle berdurasi empat jam.
- 1 Hour (H1): Satu candle berdurasi satu jam.
- 15 Minutes (M15): Satu candle berdurasi 15 menit.
Time frame besar seperti H4 ke atas sering digunakan dalam swing trading, sementara time frame kecil seperti M15 hingga H1 lebih sering digunakan untuk scalping atau day trading.
Struktur Candlestick dan Maknanya
Setiap candlestick terdiri dari dua bagian utama:
- Body – Menunjukkan selisih antara harga pembukaan dan penutupan.
- Ekor (Shadow/Wick) – Menunjukkan titik tertinggi dan terendah yang dicapai harga selama periode candle tersebut.
Contoh pergerakan candlestick bullish:
- Candle terbuka di harga tertentu.
- Harga sempat turun, membentuk ekor bawah.
- Harga kembali naik dan akhirnya tutup lebih tinggi dari harga pembukaan.
Sebaliknya, pada candlestick bearish:
- Candle terbuka di harga tertentu.
- Harga naik sebentar lalu turun drastis.
- Harga akhirnya ditutup lebih rendah dari harga pembukaan.
Mekanisme Candlestick dan Gap
Ketika satu candle berakhir, candle berikutnya akan terbuka di titik harga yang sama dengan penutupan sebelumnya. Namun, ada kondisi di mana candle baru terbuka dengan jarak tertentu dari candle sebelumnya—ini disebut gap. Gap sering terjadi karena:
- Peristiwa ekonomi penting.
- Pembukaan market setelah akhir pekan.
- Rilis berita besar yang mempengaruhi harga aset.
Trader perlu memahami bahwa gap biasanya akan terisi kembali sebelum harga melanjutkan pergerakannya.
Memahami Momentum Candlestick
Momentum candle menunjukkan kekuatan tren yang sedang terjadi:
- Candle dengan body besar → Momentum tinggi, tren sedang kuat.
- Candle dengan body kecil → Momentum rendah, pasar sedang ragu-ragu.
Momentum besar sering terjadi pada waktu-waktu tertentu, seperti pembukaan sesi trading utama (London dan New York). Itulah mengapa live trading sering dilakukan di jam malam, karena saat itulah pergerakan signifikan biasanya terjadi.
Menentukan Entry Berdasarkan Candlestick
Untuk menentukan entry yang optimal, trader perlu memperhatikan pola pergerakan di time frame lebih kecil. Misalnya:
- Jika di H1 terlihat candle bullish kuat, lihat pergerakan di M15 untuk memastikan ada retracement sebelum entry buy.
- Jika harga sedang mendekati resistance dan muncul candle rejection dengan ekor panjang di atas, ada kemungkinan harga akan turun.
- Jika ada break pada trendline di time frame kecil, bisa menjadi sinyal entry yang valid.
Kesimpulan
Memahami candlestick tidak hanya melihat bentuknya di chart, tetapi juga memahami bagaimana pergerakan harga terjadi di baliknya. Dengan memahami struktur candlestick, momentum, dan kondisi pasar di time frame yang lebih kecil, trader bisa membuat keputusan entry yang lebih akurat.
Ingin memahami lebih lanjut? Tonton video "Cara membaca candlestick untuk pemula" untuk penjelasan lebih lengkap. Jangan lupa subscribe channel Rizki Aditama agar tidak ketinggalan Live Trading setiap Senin–Jumat pukul 14.00 & 19.00!