Sekolahtrading.id - Salah satu penyebab umum seorang trader sulit konsisten adalah terlalu banyak membuka posisi — atau istilahnya overtrade. Kondisi ini sering tidak disadari. Diawali dari semangat tinggi, ingin “memaksimalkan peluang”, seorang trader bisa dengan mudah membuka posisi di lima hingga enam pair sekaligus, bahkan dalam satu waktu yang berdekatan.
Padahal, overtrade justru membuatmu kewalahan. Bukan hanya soal memantau chart, tapi juga secara emosional: semakin banyak posisi, semakin berat beban pikiran untuk memantau risiko, potensi reversal, dan keputusan exit.
Lalu muncul pertanyaan penting: berapa banyak pair sebaiknya dipantau dan ditradingkan?
Tentukan Dulu Sesi Trading yang Konsisten
Sebelum membahas jumlah pair, hal pertama yang harus kamu lakukan adalah menentukan jam berapa kamu bisa dan nyaman untuk trading.
Misalnya:
- Kamu bekerja dari pagi hingga sore → berarti waktu terbaik adalah malam hari, sekitar pukul 19.00–22.00 WIB.
- Kamu lebih fleksibel di siang hari → bisa trading di London session sejak pukul 14.00–17.00 WIB.
- Hanya bisa pagi hari? Maka kamu akan masuk ke Asia session, pukul 06.00–11.00 WIB.
Dengan mengetahui sesi mana yang bisa kamu ikuti secara konsisten, maka kamu juga akan tahu pair apa saja yang cocok dipantau.
Tidak semua pair aktif sepanjang hari. Pair tertentu hanya bergerak agresif di sesi tertentu.
Contohnya:
- London session: GBP/USD, GBP/JPY, EUR/USD, GBP/AUD
- New York session: EUR/USD, XAU/USD, USD/JPY, GBP/USD
- Tokyo session: USD/JPY, AUD/JPY, NZD/JPY, AUD/USD
Idealnya, Berapa Pair yang Perlu Dipantau?
Jawaban singkatnya: 1 hingga maksimal 3 pair.
Mengapa tidak lebih? Karena semakin sedikit pair yang kamu pantau, semakin dalam pemahaman kamu terhadap karakteristik masing-masing pair tersebut.
Beberapa keuntungan dari membatasi jumlah pair:
- Kamu tahu jam berapa pair itu aktif dan mulai bergerak.
- Kamu lebih mudah membaca reaksi pair terhadap news atau sentimen tertentu.
- Kamu bisa menyusun strategi entry yang lebih matang tanpa dikejar banyak sinyal.
- Emosi lebih terkontrol karena tidak terbebani oleh banyak posisi berjalan.
Fokus lebih penting daripada serakah mencari peluang. Trader profesional pun sering kali hanya menggunakan 1–2 pair utama dalam trading hariannya.
Strategi Trading Tanpa Overtrade
Agar kamu tidak tergoda membuka posisi terlalu banyak, cobalah gunakan beberapa aturan pribadi berikut ini:
- Gunakan sistem stop loss plus: Ketika profit sudah mencapai 1:1, geser stop loss ke harga entry agar posisi aman.
- Gunakan partial close: Tutup sebagian posisi jika sudah profit, dan biarkan sisanya berjalan untuk target lebih jauh.
- Buat batasan maksimal open posisi: Misalnya, “Saya tidak akan membuka posisi baru selama posisi sebelumnya belum mencapai SL+”.
- Batasi pair hanya dari satu sesi: Jika kamu trading London session, cukup pilih pair-pair pound atau euro. Jangan pindah ke pair Asia atau eksotis seperti CAD/CHF atau NZD/CHF.
Cara-cara ini bisa membantu kamu lebih disiplin dan tenang saat menghadapi market, dibanding terus-menerus mengejar peluang yang belum tentu berkualitas.
Kesimpulan
Trading forex bukan soal seberapa banyak pair yang kamu pantau, tapi seberapa dalam kamu memahami perilaku pasar. Terlalu banyak pair justru memecah fokus dan meningkatkan risiko overtrade. Oleh karena itu, tentukan waktu trading terbaik berdasarkan rutinitas harianmu, lalu pilih maksimal 2–3 pair yang aktif di sesi tersebut.
Dengan fokus, kedisiplinan, dan strategi yang terukur, kamu bisa membangun konsistensi jauh lebih efektif daripada terus membuka banyak posisi tanpa arah yang jelas.
https://www.youtube.com/embed/E5bfuPd6VZI?si=YITdR6dQRULVr9Uz
Buat kalian yang ingin belajar trading forex dan update market forex harian, subscribe channel Youtube Rizki Aditama agar kalian tidak ketinggalan Live Trading setiap Senin - Jumat jam 14.00 dan 19.00 WIB!