Sekolahtrading.co.id - Pernah dengar istilah traffic chart dalam analisis teknikal?
Kedengarannya aneh, tapi konsep ini sebenarnya sederhana, bahkan bisa membantu kamu memahami arah pergerakan harga dengan cara yang lebih visual.
1. Konsep Dasar: Chart Itu Seperti Jalan Raya
Bayangkan market seperti jalanan. Ada jalur cepat di mana harga melaju deras tanpa hambatan, dan ada jalur macet di mana harga bolak-balik di area yang sama. Nah, itulah yang disebut traffic.
- Saat harga turun tajam tanpa hambatan, berarti sedang melewati jalan tol (area cepat tanpa banyak perlawanan harga).
- Saat harga berhenti lama di area tertentu, itulah traffic jam alias kemacetan pasar, atau dalam istilah trading disebut zona supply dan demand.
Dari sinilah trader bisa membaca:
“Harga kemungkinan besar akan kembali ke area macet sebelumnya untuk retest, sebelum lanjut naik atau turun.”

2. Menghubungkan Traffic Chart dengan Smart Money Concept
Konsep ini mirip dengan yang digunakan dalam Smart Money Concept (SMC). Trader besar, institusi, atau “uang pintar” sering meninggalkan jejak pergerakan kuat (impulse move) lalu kembali menguji area asal sebelum melanjutkan arah berikutnya.
Contoh:
- Harga turun drastis → lalu naik cepat kembali ke area awal → itu sinyal retest supply zone.
- Harga naik cepat → lalu turun perlahan dan membentuk kemacetan baru → itu sinyal demand zone baru.
Dengan mengenali pola “jalur cepat” dan “area macet” ini, kamu bisa memprediksi titik entry yang punya risk kecil tapi potensi reward besar.
3. Logika Psikologi di Balik Area Traffic
Kenapa area tertentu sering jadi titik balik harga? Jawabannya ada di memori pasar.
Ibarat kamu beli saham atau emas di harga Rp10.000, lalu harganya turun ke Rp5.000 dan akhirnya jatuh ke Rp2.000. Mana harga yang paling kamu ingat? Tentu yang paling bawah dan paling atas, bukan di tengah. Itulah yang disebut investor thinking.
Institusi besar pun berpikir serupa: mereka mengingat area ekstrem (support & resistance kuat), bukan pergerakan kecil di tengah. Makanya, saat harga kembali ke area penting itu, mereka sering masuk lagi, menciptakan reaksi kuat di pasar.

4. Aplikasi Praktisnya di Chart
Kamu bisa menerapkan konsep “traffic chart” di berbagai timeframe, bahkan untuk scalping di H1 atau M15.
Langkah-langkah sederhananya:
- Tandai area di mana harga sempat berhenti lama (macet) sebelum melaju kencang.
- Kotaki area itu, jadikan sebagai zona supply atau demand.
- Tunggu harga kembali ke sana.
- Konfirmasi dengan candle momentum atau reaksi rejection.
- Entry dengan stop loss kecil, target besar.
Semakin kamu terbiasa melihat pergerakan harga, semakin kamu bisa membaca “traffic” ini secara alami, bahkan tanpa perlu banyak indikator lagi.
Kesimpulan
“Traffic chart” bukan sekadar istilah lucu, tapi cara berpikir visual untuk membaca dinamika pasar.
Dengan memahami di mana harga “macet” dan “melaju cepat,” kamu bisa menangkap pola yang sering dipakai oleh smart money, dan memanfaatkannya untuk entry yang lebih presisi.
https://www.youtube.com/embed/_Fjfi3_aoXc?si=53emJuRM9WTvuU_o
Buat kalian yang ingin belajar trading forex dan update market forex harian, subscribe channel Youtube Rizki Aditama agar tidak ketinggalan Live Trading setiap Senin - Jumat jam 14.00 dan 19.00 WIB!