Banyuwangi
Jawa Timur, Indonesia

Stop Loss Terlalu Dekat? Ini Kesalahan yang Sering Dilakukan Trader

Menentukan stop loss adalah langkah penting dalam trading untuk melindungi modal dan menghindari kerugian besar. Namun, banyak trader yang menempatkan stop loss secara sembarangan tanpa alasan yang jelas. Padahal, stop loss yang baik harus memiliki dasar yang kuat agar tidak mudah terkena pergerakan harga yang masih dalam batas wajar.

 

 

Memahami Struktur Pasar

Sebelum menentukan stop loss, trader harus memahami tren pasar yang sedang terjadi. Secara umum, ada tiga kondisi pasar:

  1. Bullish (Tren Naik): Ditandai dengan higher high (HH) dan higher low (HL), di mana harga terus naik lebih tinggi dari level sebelumnya.
  2. Bearish (Tren Turun): Ditandai dengan lower high (LH) dan lower low (LL), di mana harga terus turun lebih rendah dari level sebelumnya.
  3. Konsolidasi (Sideways): Harga bergerak dalam kisaran yang sama tanpa tren yang jelas.

 

 

Cara Menentukan Stop Loss Berdasarkan Tren

1. Stop Loss pada Tren Bullish

Ketika pasar dalam tren naik, stop loss sebaiknya ditempatkan di bawah higher low (HL) terakhir. Jangan menaruh stop loss terlalu dekat dengan area support agar tidak mudah tersentuh oleh fluktuasi harga kecil. Stop loss yang baik berada sedikit di bawah level tersebut untuk mengantisipasi pola seperti head and shoulders, double bottom, atau pergerakan harga tiba-tiba akibat berita ekonomi.

 

2. Stop Loss pada Tren Bearish

Jika pasar sedang dalam tren turun, stop loss sebaiknya diletakkan di atas lower high (LH) terakhir. Jika harga berhasil menembus level tersebut, itu bisa menjadi indikasi bahwa tren bearish telah berakhir dan berubah menjadi bullish. Dengan demikian, posisi sell sebaiknya ditutup.

 

3. Stop Loss pada Konsolidasi

Dalam kondisi sideways atau konsolidasi, trader sebaiknya menunggu harga menembus area support atau resistance sebelum masuk ke pasar. Stop loss bisa ditempatkan sedikit di luar area konsolidasi agar tidak mudah tersentuh jika harga kembali ke dalam range sebelum akhirnya melanjutkan tren baru.

 

 

Menentukan Stop Loss Berdasarkan Pola Chart

Selain berdasarkan tren, stop loss juga bisa ditentukan dengan melihat pola chart (chart pattern). Beberapa contoh pola chart dan cara menentukan stop loss-nya:

  • Falling Wedge: Entry dilakukan saat harga menembus resistance pola ini. Stop loss diletakkan di bawah support wedge untuk mengantisipasi penurunan lebih lanjut.
  • Bearish Rectangle: Jika harga turun, kemudian bergerak sideways membentuk pola ini, entry dilakukan saat harga menembus support. Stop loss bisa diletakkan di atas resistance dari rectangle tersebut.

Jika harga menyentuh stop loss, itu menandakan bahwa momentum pasar sudah berubah dan trader sebaiknya mencari peluang lain yang lebih baik.

 

Baca juga Cara Menentukan Stoploss agar kamu bisa lebih paham mengenai cara meletakkan stoploss yang tepat.

 

 

Kesimpulan

Stop loss yang baik harus memiliki alasan yang jelas, bukan sekadar angka acak. Berikut prinsip dasarnya:

  • Pada tren bullish, stop loss ditempatkan di bawah higher low.
  • Pada tren bearish, stop loss ditempatkan di atas lower high.
  • Pada konsolidasi, tunggu breakout dan letakkan stop loss sedikit di luar range.
  • Gunakan pola chart sebagai tambahan referensi dalam menentukan stop loss.

Dengan strategi ini, trader bisa mengelola risiko dengan lebih baik dan meningkatkan peluang sukses dalam trading mereka.

 

Jangan biarkan stop loss yang salah merugikan tradingmu! Tonton video "Cara Menentukan Stop Loss yang Baik" untuk penjelasan lebih lengkap. Jangan lupa subscribe channel Rizki Aditama agar tidak ketinggalan Live Trading setiap Senin–Jumat pukul 14.00 & 19.00!