Banyuwangi
Jawa Timur, Indonesia

Perbedaan Strategi Stacking dan Martingale dalam Trading

Sekolahtrading.id - Dalam dunia trading forex, banyak trader mencoba menambah posisi ketika harga bergerak untuk memaksimalkan peluang. Dua strategi populer untuk pendekatan ini adalah martingale dan stacking. Meski terlihat mirip, keduanya memiliki cara kerja dan risiko yang sangat berbeda.

 

 

Martingale: Menambah Posisi dengan Lot Lebih Besar

Martingale adalah strategi yang menambah posisi dengan ukuran lot yang dilipatgandakan setiap kali harga bergerak melawan arah posisi. Contohnya:

  • Entry awal: 0,1 lot
  • Saat harga turun: tambah posisi 0,2 lot
  • Jika turun lagi: tambah posisi 0,4 lot

Strategi ini bertujuan untuk menutup semua kerugian sebelumnya begitu harga berbalik arah. Namun, risiko dari martingale sangat tinggi. Jika harga terus bergerak melawan arah posisi, kerugian akan membesar sangat cepat, dan bisa menyebabkan margin call dalam waktu singkat.

 

 

 

Stacking: Menambah Posisi dengan Ukuran Lot yang Sama

Berbeda dari martingale, stacking adalah strategi entry bertahap dengan ukuran lot yang sama. Misalnya:

  • Entry awal: 0,1 lot
  • Harga turun dan membentuk konfirmasi baru: tambah posisi 0,1 lot lagi

Prinsip stacking lebih fokus pada penambahan posisi ketika ada sinyal valid lanjutan dari arah yang sedang ditradingkan. Bukan karena harga bergerak melawan, tapi karena ada konfirmasi tambahan dari price action.

 

 

Contoh Penerapan Stacking

Misalkan kamu ingin menggunakan risiko total 2% dari modal. Maka kamu bisa membaginya menjadi:

  • Entry pertama: risiko 1% ketika harga break level tertentu
  • Entry kedua: risiko 1% lagi setelah harga retest dan menunjukkan sinyal rejection

Kedua posisi ini memiliki stop loss masing-masing, yang bisa ditempatkan berdasarkan struktur market. Setelah ada break dan penambahan entry kedua, kamu bisa mengatur ulang stop loss agar lebih optimal dan tidak terlalu jauh.

 

Kelebihan Stacking Dibanding Martingale

  • Risiko terkendali: Ukuran lot tetap sama, tidak ada pelipatgandaan risiko
  • Berbasis sinyal: Entry tambahan dilakukan berdasarkan validasi pergerakan harga, bukan sekadar averaging
  • Fleksibel: Bisa disesuaikan dengan money management, cocok untuk strategi breakout maupun trend-following

 

 

Kesimpulan

Martingale dan stacking sama-sama strategi menambah posisi, tapi pendekatan dan risikonya sangat berbeda. Martingale berisiko tinggi karena menggandakan posisi saat rugi, sedangkan stacking lebih konservatif karena menambah posisi saat ada peluang baru. Untuk trader yang mengutamakan kontrol risiko dan disiplin, stacking bisa menjadi pilihan yang jauh lebih aman.

 

 

https://www.youtube.com/embed/WrPDO3T2spA?si=rAReaNY_6bUbk1Nt

 

 

Buat kalian yang ingin belajar trading forex dan update market forex harian, subscribe channel Youtube Rizki Aditama agar kalian tidak ketinggalan Live Trading setiap Senin - Jumat jam 14.00 dan 19.00 WIB!