Banyuwangi
Jawa Timur, Indonesia

Kenali Fungsi Pivot Point untuk Area Penting di Chart—Nggak Asal Tarik Garis

Sekolahtrading.id - Dalam dunia analisis teknikal, semua berawal dari dua hal: menentukan arah tren dan menentukan area penting. Nah, salah satu alat bantu untuk menentukan area penting ini adalah pivot point. Meskipun sering disandingkan dengan support-resistance manual, pivot point sebenarnya punya kelebihan yang nggak banyak trader tahu: hasilnya objektif dan seragam, karena berdasarkan perhitungan matematis.

 

 

Pivot Point Itu Buat Apa, Sih?

Pivot point digunakan untuk membantu kamu:

  • Menentukan support dan resistance harian
  • Mengidentifikasi area pemantulan harga
  • Memprediksi target pergerakan intraday

Jadi, ketika harga bergerak naik atau turun, kamu bisa memperkirakan:

  • “Kira-kira mentoknya sampai mana ya?”
  • “Apakah ini sudah dekat area pantul?”
  • “Kalau tembus level ini, lanjut ke mana?”

Pivot point bisa memberikan semua jawaban itu, dan lebih praktis dibanding menggambar manual garis-garis support-resistance di chart.

 

 

Cara Menghitung Pivot Point

Rumus dasarnya begini:

$$ Pivot Point (PP) = (High + Low + Close) / 3 $$

Dari pivot point tersebut, kamu bisa hitung level lainnya:

  • Resistance 1 (R1) = (2 × PP) – Low
  • Support 1 (S1) = (2 × PP) – High
  • Resistance 2 (R2) = PP + (High – Low)
  • Support 2 (S2) = PP – (High – Low)

Biasanya platform seperti TradingView sudah menyediakan indikator otomatis bernama Pivot Point Standard, jadi kamu nggak perlu hitung sendiri. Tinggal pasang, garis-garis area penting langsung muncul.

 

 

Apa Bedanya dengan Support Resistance Manual?

Support dan resistance manual biasanya ditentukan subjektif oleh masing-masing trader. Artinya:

  • Garis yang kamu buat bisa beda dengan trader lain
  • Ada kemungkinan salah tarik, salah baca
  • Tidak konsisten antar timeframe

Sedangkan pivot point:

  • Dihitung otomatis berdasarkan data harga hari sebelumnya
  • Semua trader yang memakai rumus sama akan melihat level yang sama
  • Lebih objektif dan konsisten

Contoh:

Harga hari ini bergerak naik. Kamu lihat garis pivot point menunjukkan R1 (resistance pertama) di area 1.09500. Kalau harga mulai memantul di sana, kemungkinan memang ada tekanan jual di level itu.

 

 

Gimana Cara Pakainya?

Misalnya harga sedang naik dan kamu bingung sampai mana potensi naiknya. Cek pivot point—mungkin harga akan mentok di R1 atau R2. Sebaliknya, kalau harga turun dan mendekati S1 atau S2, itu bisa jadi area pantulan.

Kamu juga bisa gunakan pivot point sebagai:

  • Area entry: Buy di support, sell di resistance
  • Area take profit: Tutup posisi sebelum menyentuh level berikutnya
  • Konfirmasi breakout: Kalau harga tembus R1 dan bertahan di atasnya, besar kemungkinan menuju R2

 

 

Kesimpulan

Pivot point adalah alat bantu yang sederhana tapi sangat powerful untuk trader, terutama yang bermain intraday. Dibanding support-resistance manual yang bisa beda-beda antar trader, pivot point memberi acuan yang pasti dan seragam.

Kalau kamu belum pernah coba, pasang saja indikator Pivot Point Standard di chart-mu dan lihat bagaimana harga sering kali bereaksi di sekitar garis-garis itu.

Ingat, kunci analisis teknikal bukan cuma tahu tren, tapi juga tahu di mana harga kemungkinan besar akan bereaksi—dan pivot point bisa bantu kamu untuk itu.

 

https://www.youtube.com/embed/dcKrybHFKA8?si=hL960EhElsO9kWEk

 

Buat kalian yang ingin belajar trading forex dan update market forex harian, subscribe channel Youtube Rizki Aditama agar kalian tidak ketinggalan Live Trading setiap Senin - Jumat jam 14.00 dan 19.00 WIB!