Belajar membaca grafik trading dengan mudah! Pahami tren market, teknik entry break & retest, serta pola-pola penting yang wajib dikuasai agar tidak salah langkah.
Banyak trader pemula kebingungan saat melihat grafik karena tidak tahu harus mulai dari mana. Mereka sering kali langsung memasang banyak indikator tanpa memahami konsep dasar pergerakan harga. Padahal, memahami struktur tren jauh lebih penting sebelum menggunakan indikator apa pun.
Ada tiga jenis tren utama dalam market:
- Bullish → Tren naik
- Bearish → Tren turun
- Konsolidasi → Harga bergerak sideways (datar)
Namun, tren tidak pernah bergerak lurus ke satu arah. Harga selalu mengalami naik-turun dalam pola tertentu. Untuk mengenali tren dengan mudah, cukup perhatikan high dan low pada grafik:
- Jika high dan low semakin tinggi, ini menunjukkan tren bullish (harga sedang naik).
- Jika high dan low semakin rendah, ini pertanda tren bearish (harga sedang turun).
- Jika high dan low cenderung sejajar, ini berarti harga sedang konsolidasi atau bergerak sideways.
Bagaimana Menentukan Perubahan Tren?
Perubahan tren terjadi saat low atau high baru gagal mengikuti pola tren sebelumnya. Misalnya:
- Tren awalnya bullish, tetapi tiba-tiba low baru lebih rendah dari low sebelumnya → Ini tanda tren mulai berubah menjadi bearish.
- Tren awalnya bearish, tetapi high baru lebih tinggi dari high sebelumnya → Bisa jadi tren akan berbalik menjadi bullish.
Dengan memahami konsep ini, trader bisa lebih mudah membaca arah market tanpa harus mengandalkan banyak indikator.
Setelah memahami tren, pertanyaan berikutnya adalah: kapan harus entry?
Cara paling sederhana dan efektif untuk masuk ke pasar adalah dengan teknik break dan retest. Strategi ini bekerja dengan melihat bagaimana harga bereaksi terhadap area support dan resistance.
Apa Itu Break dan Retest?
- Break → Harga menembus area support atau resistance.
- Retest → Harga kembali ke area yang sudah ditembus sebelum melanjutkan pergerakan.
Misalnya dalam tren bullish:
- Harga naik dan menembus area resistance (break).
- Setelah itu, harga kembali turun ke area resistance yang sudah ditembus (retest).
- Jika harga bertahan di area tersebut, ini sinyal kuat untuk entry buy.
Sebaliknya dalam tren bearish:
- Harga turun dan menembus area support (break).
- Harga kembali naik ke area support yang sudah ditembus (retest).
- Jika harga tertahan, ini sinyal untuk entry sell.
Kenapa Harus Menunggu Retest?
- Menghindari false breakout (pergerakan palsu).
- Memastikan harga benar-benar ingin melanjutkan tren.
- Entry pada posisi yang lebih aman dengan risk/reward ratio yang lebih baik.
Tanpa indikator pun, trader bisa memahami pergerakan harga hanya dengan mengenali pola dasar. Baca juga artikel breakout inflasi.
Berikut beberapa pola yang sering muncul di market:
1. Head and Shoulders
- Tanda bahwa tren bullish akan berubah menjadi bearish.
- Pola ini terdiri dari tiga puncak: satu kepala di tengah yang lebih tinggi, dan dua bahu di samping yang lebih rendah.
- Entry sell dilakukan setelah harga menembus neckline dan melakukan retest.
Kamu juga bisa membaca contoh berita market bearish.
2. Double Top & Double Bottom
- Double Top → Tanda bahwa tren naik akan berbalik turun. Harga membentuk dua puncak yang sejajar sebelum turun.
- Double Bottom → Tanda bahwa tren turun akan berbalik naik. Harga membentuk dua lembah yang sejajar sebelum naik.
- Entry dilakukan setelah neckline ditembus dan harga melakukan retest.
3. Triple Bottom
- Sama seperti Double Bottom, tetapi memiliki tiga lembah.
- Sering menjadi tanda kuat bahwa market akan berbalik arah dari bearish ke bullish.
Memahami grafik bukan sesuatu yang bisa dikuasai dalam semalam. Seperti sekolah yang membutuhkan waktu bertahun-tahun, trading juga membutuhkan latihan terus-menerus. Trader yang sukses adalah mereka yang sabar, terus belajar, dan tidak tergesa-gesa mengejar profit. Jadi, jangan terburu-buru! Kuasai dasar-dasarnya dulu sebelum menggunakan strategi yang lebih kompleks. Untuk memahami teknik trading simple, tonton video berikut!