Sekolahtrading.id - Di tahun 2021, jumlah mata uang kripto melonjak drastis—lebih dari 6.000 jenis cryptocurrency telah tercatat. Ini merupakan lonjakan yang signifikan dibandingkan tahun-tahun sebelumnya, dan angkanya diprediksi akan terus bertambah. Artinya, peluang untuk mendapatkan keuntungan dari dunia kripto juga ikut melebar. Tapi… bagaimana caranya?
1. Langkah Pertama: Pilih Broker Terpercaya
Sebelum mulai menghasilkan uang dari kripto, kamu wajib punya akun di broker. Ada dua pilihan utama broker yang bisa kamu gunakan:
- Broker khusus cryptocurrency, seperti: Indodax, Luno, Rekeningku, dan Pintu.
- Forex broker yang juga menyediakan aset crypto, contohnya seperti broker yang pernah kita bahas sebelumnya.
Jika kamu ingin fokus hanya di cryptocurrency, broker seperti Indodax atau Pintu bisa jadi pilihan terbaik karena biaya trading lebih rendah. Tapi kalau kamu ingin fleksibel trading di aset lain juga (seperti forex atau saham), kamu bisa pilih forex broker—meskipun spread-nya lebih besar.
Proses daftarnya simpel:
- Masuk ke situs broker.
- Buat akun.
- Verifikasi lewat HP.
- Deposit.
- Siap trading!
2. Mulai Trading: Tentukan Aset yang Ingin Kamu Perdagangkan
Misalnya kamu ingin trading Ethereum (ETH/USD). Pertanyaan berikutnya adalah:
- Kapan harus beli?
- Kapan harus jual?
- Di mana pasang stop loss dan target profit?
Jawaban dari semua pertanyaan itu bisa kamu temukan di chart. Semua broker—baik crypto maupun forex—menyediakan grafik pergerakan harga. Kamu bisa menggunakan platform seperti TradingView untuk menganalisis chart, sementara eksekusi trading tetap dilakukan di aplikasi broker.
3. Gunakan Time Frame Besar & Temukan Support-Resistance
Langkah awal dalam analisis teknikal:
- Gunakan time frame besar seperti H4 (4 jam).
- Cari area support dan resistance—yaitu harga-harga penting di mana sebelumnya terjadi pembalikan arah harga secara signifikan.
Misalnya, jika harga ETH pernah naik tajam dari Rp2.400.000, maka area tersebut bisa dianggap sebagai support penting. Begitu juga dengan area resistance, yaitu harga tinggi yang setelah disentuh harga justru turun.
4. Tentukan Arah Trend Menggunakan Indikator Moving Average
Setelah menemukan area penting, saatnya mengonfirmasi arah trend. Gunakan indikator Moving Average (MA):
- Tambahkan MA 200 untuk melihat tren utama.
- Tambahkan juga MA 50 untuk melihat sinyal jangka menengah.
Jika harga berada di atas MA 200, artinya pasar sedang uptrend → cari peluang buy. Hindari sell karena kamu justru akan melawan arus.
5. Strategi Entry Sederhana: Tunggu Harga Turun ke Area MA
Ketika tren naik:
- Tunggu harga retrace (turun sementara) ke MA 50.
- Pastikan juga area tersebut berdekatan dengan support.
- Baru lakukan entry buy.
Contohnya: Jika harga ETH saat ini sedang naik, kamu bisa menunggu harganya turun ke kisaran Rp2.400.000 (area support + MA50), lalu beli di sana dan pasang target di area resistance terdekat seperti Rp2.837.000.
6. Tetapkan Risiko & Target Secara Bijak
Jangan lupa, manajemen risiko adalah segalanya. Misalnya:
- Modal kamu Rp10 juta → risiko per trade maksimal Rp100.000 – Rp200.000.
- Trading dilakukan konsisten setiap hari.
Keuntungan 2–3% per hari memang terlihat kecil, tapi dalam jangka panjang (1 bulan, 3 bulan, 6 bulan), persentase itu bisa tumbuh besar—apalagi jika modalmu besar.
Kesimpulan
Trading cryptocurrency bukan soal rumit atau tidak, tapi soal disiplin dan strategi yang benar. Gunakan broker yang tepat, pahami grafik harga, ikuti arah tren, dan selalu kelola risiko dengan bijak.
Semoga panduan ini bermanfaat dan bisa jadi langkah awal kamu untuk mulai menghasilkan uang dari dunia crypto.
Jika kamu ingin video lengkap pembahasannya, tonton Belajar trading crypto untuk pemula di channel Youtube Rizki Aditama dan jangan lupa subscribe agar tidak ketinggalan Live Trading setiap hari Senin - Jumat jam 14.00 dan 19.00 WIB!
