Kurva yield sering digunakan sebagai indikator utama kondisi ekonomi dan sering disebut dalam media keuangan, terutama saat ada potensi resesi.
Kurva yield juga berfungsi sebagai tolok ukur bagi utang di pasar obligasi, khususnya dalam hubungannya dengan suku bunga pinjaman bank dan hipotek.
Selain itu, kurva yield digunakan untuk memprediksi perubahan dalam Produk Domestik Bruto (PDB) dengan membandingkan obligasi pemerintah AS dalam jangka waktu 3 bulan, 2 tahun, 5 tahun, 10 tahun, dan 30 tahun.
Kurva yield dapat berbentuk normal, terbalik, atau datar, dan kemiringannya sering kali berkorelasi langsung dengan kondisi ekonomi saat itu.
Apa Itu Kurva Yield?
Kurva yield adalah grafik yang menunjukkan hubungan antara suku bunga (yield) dan waktu jatuh tempo suatu obligasi, biasanya obligasi pemerintah.
Grafik ini menampilkan tingkat suku bunga (yield) pada sumbu vertikal dan jangka waktu jatuh tempo pada sumbu horizontal.
Kurva yield yang paling umum dianalisis adalah kurva yield obligasi Treasury AS, tetapi kurva ini juga dapat dibuat untuk jenis obligasi lainnya.
Bentuk-Bentuk Kurva Yield
Kurva yield dapat memiliki berbagai bentuk, tetapi tiga bentuk utama yang paling sering diamati adalah:
- Kurva Yield Normal Bentuk ini paling umum terjadi, di mana suku bunga jangka pendek lebih rendah dibandingkan suku bunga jangka panjang. Ini menunjukkan bahwa investor mengantisipasi pertumbuhan ekonomi dan inflasi yang meningkat, sehingga mereka meminta tingkat suku bunga yang lebih tinggi untuk investasi jangka panjang guna mengimbangi risiko yang lebih besar.
- Kurva Yield Terbalik (Inverted Yield Curve) Dalam skenario ini, suku bunga jangka pendek lebih tinggi dibandingkan suku bunga jangka panjang. Kurva ini relatif jarang terjadi dan sering dianggap sebagai sinyal resesi, karena investor memperkirakan suku bunga akan turun di masa depan akibat perlambatan ekonomi dan inflasi yang melemah.
- Kurva Yield Datar (Flat Yield Curve) Terjadi ketika selisih antara suku bunga jangka pendek dan jangka panjang sangat kecil, sehingga kurva tampak datar. Ini bisa menunjukkan ketidakpastian ekonomi atau transisi dari fase ekspansi ke kontraksi. Bentuk dan perubahan kurva yield dari waktu ke waktu memberikan wawasan penting tentang ekspektasi pasar dan kondisi ekonomi.
Mengapa Kurva Yield Bisa Berubah?
Secara umum, kurva yield cenderung miring ke atas, yang berarti suku bunga jangka pendek lebih rendah dibandingkan jangka panjang. Hal ini wajar karena investor biasanya mengharapkan imbal hasil lebih tinggi untuk investasi jangka panjang.
Namun, dalam kondisi tertentu, kurva yield bisa berubah:
Apa yang Menyebabkan Kurva Yield Menjadi Datar?
Ketika ekonomi mulai memanas, bank sentral seperti The Fed dapat menaikkan suku bunga untuk mengendalikan inflasi. Hal ini sering kali menyebabkan kurva yield menjadi datar.
Apa yang Menyebabkan Kurva Yield Menjadi Terbalik?
Kurva yield terbalik terjadi ketika suku bunga jangka pendek lebih tinggi dibandingkan jangka panjang, yang bisa disebabkan oleh:
- Kenaikan suku bunga jangka pendek yang dibarengi dengan kondisi ekonomi yang lemah
Bank sentral mungkin menaikkan suku bunga untuk mengendalikan inflasi, tetapi investor masih khawatir terhadap perlambatan ekonomi, sehingga suku bunga jangka panjang tetap rendah. - Ekspektasi pertumbuhan ekonomi yang melemah
Jika investor memperkirakan pertumbuhan ekonomi akan melambat di masa depan, mereka akan meminta tingkat suku bunga jangka panjang yang lebih rendah, menyebabkan kurva yield menjadi terbalik.
Mengapa Kurva Yield Penting?
Kurva yield memiliki peran penting dalam berbagai aspek ekonomi dan pasar keuangan:
- Indikator Ekonomi
Bentuk kurva yield memberikan wawasan mengenai ekspektasi pasar terhadap pertumbuhan ekonomi, inflasi, dan suku bunga di masa depan. Kurva yield terbalik sering dianggap sebagai peringatan akan resesi. - Kebijakan Moneter
Bank sentral seperti Federal Reserve (The Fed) menggunakan kurva yield untuk mengevaluasi efektivitas kebijakan moneter mereka. Bentuk kurva yield dapat mempengaruhi keputusan suku bunga dan kebijakan ekonomi lainnya. - Biaya Pinjaman
Kurva yield berdampak pada suku bunga pinjaman bagi individu, bisnis, dan pemerintah. Kurva yield yang curam bisa menyebabkan kenaikan suku bunga hipotek, sedangkan kurva yield terbalik bisa membuat biaya pinjaman jangka panjang lebih rendah bagi perusahaan. - Keputusan Investasi
Investor menggunakan kurva yield untuk menentukan obligasi mana yang lebih menarik untuk diinvestasikan, tergantung pada toleransi risiko dan jangka waktu investasi. Dengan membandingkan yield pada berbagai tenor, investor bisa menemukan peluang atau risiko di pasar obligasi.
Kesimpulan
Kurva yield adalah salah satu indikator ekonomi yang paling banyak digunakan dalam analisis pasar keuangan.
Perubahan bentuk kurva yield bisa memberikan sinyal penting tentang arah ekonomi, dari pertumbuhan hingga potensi resesi.
Selain itu, kurva yield mempengaruhi kebijakan moneter, biaya pinjaman, serta keputusan investasi, menjadikannya alat yang sangat berharga bagi investor, pemerintah, dan bank sentral.
}