Yield chasing mengacu pada situasi di mana bank sentral menekan suku bunga hingga level yang sangat rendah atau bahkan negatif.
Kebijakan moneter yang diterapkan dalam kondisi ini biasanya berupa Zero Interest Rate Policy (ZIRP) atau Negative Interest Rate Policy (NIRP), di mana suku bunga ditahan di nol atau di bawah nol.
Akibat lingkungan suku bunga nol atau negatif ini, imbal hasil dari obligasi pemerintah menjadi terlalu rendah, sehingga investor mencari pengembalian yang lebih tinggi dengan mengejar yield di aset keuangan yang jauh lebih berisiko.
Mengapa Investor Terjebak dalam Yield Chasing?
Dalam teori keuangan perilaku, ada kecenderungan psikologis bahwa ketika kita dihadapkan pada pilihan antara kerugian pasti dan taruhan buruk, kebanyakan orang akan memilih taruhan buruk.
Namun, alih-alih mengakui bahwa mereka telah mengambil keputusan investasi yang buruk, investor cenderung mencari narasi yang tampaknya membenarkan keputusan mereka.
Misalnya, investor yang membeli obligasi berisiko tinggi untuk mendapatkan yield lebih baik dibandingkan obligasi aman dengan imbal hasil rendah akan membangun narasi bahwa risiko kredit sebenarnya lebih rendah dari yang terlihat.
-
Dalam industri minyak, investor mungkin percaya pada spekulasi bahwa harga minyak akan tetap tinggi selamanya.
-
Jika mereka mengambil risiko nilai tukar, mereka akan meyakinkan diri sendiri bahwa fluktuasi nilai tukar akan tetap stabil.
-
Di pasar saham dan properti, kita sering mendengar argumen seperti “tidak ada alternatif lain” atau “TINA” (There Is No Alternative), tetapi secara rasional, investor seharusnya menyadari bahwa harga aset sudah mencerminkan kondisi investor yang putus asa akibat rendahnya pendapatan dari suku bunga.
Peran Financial Engineer dalam Yield Chasing
Di sinilah financial engineer (ahli rekayasa keuangan) memainkan peran penting.
Tugas mereka adalah mengoptimalkan struktur permodalan perusahaan agar tampak menghasilkan tingkat pengembalian yang lebih tinggi, terutama di pasar saham yang sedang naik.
Dalam kondisi "kelaparan yield", permintaan atas layanan financial engineering melonjak, dan teknik utama yang mereka gunakan adalah meningkatkan leverage (utang) sambil sebisa mungkin menyamarkannya.
Investor yang putus asa akibat rendahnya pendapatan dari suku bunga lebih rentan terhadap trik ini.
Dampak dan Risiko Yield Chasing
Akibat dari praktik ini adalah meningkatnya kerentanan keuangan karena semakin banyak investasi yang salah arah (malinvestment).
Bahkan investor yang mengejar yield pun sebenarnya menyadari potensi kehancuran di masa depan, tetapi mereka meyakinkan diri sendiri bahwa kehancuran ini tidak akan terjadi dalam waktu dekat.
}