Risk appetite adalah tingkat risiko yang dapat ditoleransi oleh seorang trader dalam mengambil keputusan investasi.
- Menunjukkan seberapa besar kesediaan trader untuk mengambil risiko.
- Jika sentimen risiko tinggi, trader cenderung membeli aset dengan potensi keuntungan lebih besar, meskipun lebih volatil.
- Jika sentimen risiko rendah, trader lebih memilih aset yang lebih aman.
Risk Appetite dalam Pasar Keuangan
- Saat risk appetite tinggi ("risk on") → Trader lebih berani berinvestasi pada saham, komoditas, mata uang kripto, dan mata uang dengan suku bunga tinggi.
- Saat risk appetite rendah ("risk averse") → Trader menghindari risiko dan beralih ke aset safe haven seperti obligasi pemerintah dan mata uang kuat (USD, JPY, CHF).
Risk Appetite dalam Forex
- Saat "risk off" → Trader menjual mata uang berisiko tinggi dan membeli safe haven currency seperti USD, JPY, dan CHF.
- Saat "risk on" → Trader lebih suka mata uang dengan imbal hasil lebih tinggi seperti AUD, NZD, dan EM currencies (mata uang negara berkembang).
Faktor yang memengaruhi risk appetite:
- Kondisi ekonomi global (pertumbuhan ekonomi, inflasi, suku bunga).
- Geopolitik & ketidakpastian pasar (perang, krisis keuangan, pandemi).
- Volatilitas pasar (indeks VIX tinggi menandakan ketakutan pasar).
Kesimpulan
Risk appetite mencerminkan psikologi pasar dalam menghadapi risiko investasi.
Risk On → Trader mencari keuntungan lebih besar, berinvestasi dalam aset berisiko tinggi.
Risk Off → Trader menghindari risiko, beralih ke aset safe haven.
Memahami risk appetite dapat membantu trader mengambil keputusan yang lebih cerdas dalam berbagai kondisi pasar.
}