Earnings recession merujuk pada kondisi di mana laba perusahaan secara keseluruhan mengalami penurunan untuk dua kuartal berturut-turut atau lebih. Ini tidak sama dengan technical recession, yang mengacu pada penurunan produk domestik bruto (PDB) suatu negara selama dua kuartal berturut-turut. Earnings recession lebih fokus pada kinerja laba perusahaan yang tercatat di pasar saham.
Penyebab earnings recession bisa bervariasi, termasuk:
- Penurunan permintaan konsumen: Jika konsumen mengurangi pembelian barang dan jasa, pendapatan perusahaan akan menurun, yang berdampak pada laba.
- Tingginya biaya operasional: Jika biaya bahan baku, tenaga kerja, atau biaya lainnya meningkat, laba perusahaan bisa tertekan.
- Kondisi ekonomi yang buruk: Resesi ekonomi atau ketidakpastian ekonomi dapat mempengaruhi profitabilitas perusahaan.
- Faktor eksternal: Perubahan kebijakan pemerintah, gejolak politik, atau bencana alam dapat memengaruhi pendapatan dan laba perusahaan.
Earnings recession dapat mempengaruhi pasar saham karena investor seringkali menganggap penurunan laba perusahaan sebagai tanda buruk bagi ekonomi, yang dapat mengarah pada penurunan harga saham secara keseluruhan.
}