Depresiasi mata uang adalah penurunan nilai mata uang terhadap mata uang lain, kebalikan dari apresiasi.
Sebagai contoh, jika kurs EUR/GBP turun dari 0,95 menjadi 0,92, nilai pound sterling (GBP) telah turun sebesar £0,03. Dengan demikian, satu euro yang sebelumnya bernilai £0,95 sekarang hanya bernilai £0,92 (atau 92 pence).
Depresiasi mata uang dapat terjadi karena berbagai faktor, seperti defisit perdagangan, tingkat suku bunga, inflasi, kebijakan moneter dan fiskal, serta kondisi politik.
Dalam beberapa kasus, bank sentral dapat menggunakan kebijakan suku bunga negatif (NIRP) untuk secara sengaja melemahkan mata uang. Langkah ini sering diambil jika nilai mata uang yang terlalu kuat merugikan sektor ekspor negara tersebut.
Pemotongan suku bunga oleh bank sentral juga sering menyebabkan depresiasi mata uang. Hal ini karena aset berbasis mata uang tersebut menjadi kurang menarik bagi investor, mengingat hasil bunganya menurun. Investor cenderung menjual aset berbasis mata uang yang dipotong suku bunganya dan beralih ke aset berbasis mata uang dengan hasil lebih tinggi sebelum kebijakan tersebut berlaku.
Intinya, depresiasi mata uang sering kali dipicu oleh menurunnya kepercayaan investor. Jika kepercayaan tersebut hilang secara drastis, dampaknya bisa sangat serius terhadap mata uang tersebut dan stabilitas ekonomi negara yang menggunakannya.
}