Backwardation merupakan suatu kondisi di pasar berjangka (futures) ketika harga kontrak berjangka (futures price) lebih rendah dibandingkan harga aset dasar saat ini (spot price). Fenomena ini sering dianggap sebagai kebalikan dari contango, yaitu ketika harga kontrak berjangka lebih tinggi dari harga spot.
Backwardation biasanya terjadi di pasar komoditas seperti minyak, gas alam, dan logam mulia, namun juga dapat terjadi di pasar lainnya. Kondisi ini mencerminkan ekspektasi bahwa harga aset di masa depan akan lebih rendah dibandingkan harga saat ini.
Penyebab Utama Backwardation:
- Keterbatasan Pasokan:
Gangguan produksi atau logistik yang meningkatkan harga spot. - Permintaan Musiman:
Kebutuhan mendesak yang mendorong harga aset saat ini naik. - Ekspektasi Penurunan Harga:
Pelaku pasar memperkirakan harga akan lebih rendah di masa depan.
Implikasi Backwardation:
- Hedger dan Produsen:
Memanfaatkan kondisi ini untuk mengurangi risiko kerugian harga. - Investor dan Spekulan:
Potensi keuntungan melalui "roll yield," di mana harga kontrak cenderung mendekati harga spot yang lebih tinggi.
Contoh Kasus Backwardation
Salah satu contoh terkenal adalah pasar minyak mentah pada awal tahun 2020. Ketika pandemi COVID-19 melanda, permintaan minyak mentah menurun drastis, tetapi penurunan produksi tidak terjadi dengan segera. Harga kontrak berjangka untuk pengiriman mendatang menjadi lebih rendah dibandingkan harga spot karena pasar memperkirakan pemulihan pasokan.
Backwardation merupakan fenomena penting di pasar berjangka yang mencerminkan ketidakseimbangan antara penawaran dan permintaan, ekspektasi harga, dan dinamika pasar lainnya. Memahami backwardation dapat membantu pelaku pasar mengambil keputusan investasi atau lindung nilai yang lebih tepat. Bagi investor dan trader, fenomena ini juga bisa menjadi peluang untuk memanfaatkan potensi keuntungan dari pergerakan harga yang unik.
}